Faceblog Evolutions Faceblog Evolutions Faceblog Evolutions Faceblog Evolutions
1 2 3 4

Sunday, 6 October 2013

Kasih Karunia

Kasih Karunia merupakan jantung atau inti dari Perjanjian Baru. Perjanjian yang baru adalah perjanjian kasih karunia. Ini tidak dilakukan antara Bapa dengan umat manusia, tetapi antara Bapa di surga dengan Yesus sebagai wakil umat manusia. Perjanjian ini bergantung kepada ketaatan Yesus yang sempurna dan kematian-Nya sebagai korban penebus manusia berdosa. Sementara hukum taurat memaparkan perbuatan-perbuatan yang perlu dilakukan manusia, kasih karunia menyingkapkan perbuatan ilahi yang perlu dipercayai.

Kasih karunia tidak menyingkirkan hukum Tuhan, kasih karunia mengakui bahwa Yesus sudah menggenapi hukum itu dengan sempurna. Tidak ada lagu yang dapat kita lakukan,  kecuali menerima kasih karunia itu dengan iman. Sekarang Tuhan menangani kita berdasarkan kasih karunia, yakni berdasarkan apa yang sudah Kristus lakukan bagi kita. Semuanya tentang kasih karunia. Berikut tertera daftar yang menyingkapkan sentralitas kasih karunia Tuhan dalam kehidupan orang percaya :

  • kita diselamatkan oleh kasih karunia (Efesus 2:8-9)
  • kita dibenarkan oleh kasih karunia (Roma 3:24)
  • kita berdiri di dalam kasih karunia (Roma 5:2, I Petrus 5:12)
  • kita bertumbuh dalam kasih karunia (2 Petrus 3:18)
  • kita tidak dikuasasi dosa lagi karena kita berada di bawah kasih karunia (Roma 6:14)
  • kita dididik oleh kasih karunia untuk tidak menuruti keinginan duniawi dan supaya hidup kita benar (Titus 2:11-12)
  • Kita berkuasa oleh kasih karunia (Roma 5:17)
  • Kita melayani oleh kasih karunia (Roma 12:6)
  • kita ada sebagaimana ada sekarang oleh kasih karunia (1 Korintus 15:10)
  • kita dilimpahi kasih karunia (Roma 5:20)
  • kita menerima kasih karunia demi kasih karunia ( Yohanes 1:16)
  • kita memperoleh kasih karunia yang menolong kita ketika membutuhkan pertolongan ( Ibrani 4;16)
  • Apapun yang kita alami, Tuhan memberi kita semakin banyak kasih karunia (Yakobus 4:6)
  • kita dapat menjadi kuat oleh kasih karunia (2 Timotius 2:1)
  • kasih karunia Tuhan akans selalu cukup bagi kita (2 Korintus 12:9)
  • kehidupan kekristenan mencakup hal menemukan seluruh kekayaan kasih karunia Tuhan (Efesus 2:7)
  • sepanang kekekalan kita akan mengagungkan kasih karuni Tuhan (efesus 1:6)
Kalau kita kembali kepada hukum yang mengandalkan perbuatan dan kalau kita berhubungan dengan Tuhan atas dasar hukum itu, berarti kita membatalkan kasih karunia dan menjadikan kekristenan salah satu agama yang mengandalkan perbuatan. Ini berbahaya. Sejak zaman perjanjian baru, selalu  ada upaya untuk mencampurkan perbuatan denan kasih karunia, dan menjadikan kedua hal itu pondasi di mana kita bisa diterima oleh Tuhan. Namun sesungguhnya, kasih karunia Tuhan bagai anggur baru yang tidak dapat ditampung di kantung yang lama. Seperti minyak dan air, hukum taurat dan kasih karunia tidak dapat dicampurbaurkan.  Definisi berikut ini membuat hal tersebut menjadi sangat jelas :
Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia” Roma 11:6
Kasih karunia itu radikal. Kasih karunia itu segala-galanya atau sema sekali nihil! Juga ada bahayanya, karena salah menafsirkannya. Ada orang-orang yang bersembunyi di belakang kasih karunia untuk membebaskan diri dari tanggungjawabnya sebagai orang Kristen. Oleh karena itu kasih karunia menjadi tema yang kontroversial. Banya orang yang mau main aman-aman saja’ mereka melemahkan arti kasih karunia atau mengikatkannya dengan kondisi tertentu. Berikut beberapa contoh tentang penyataan yang membatasi peranan kasih karunia :

  • “Saya percaya kepada kasih karunia, tetapi harus seimbang”  Sanggahan saya : Kalau kasih karunia harus diimbangi dengan sesuatu, dengan apakah kita akan mengimbanginya ? Kita sudah melihat bahwa ketika kita menambahkan perbuatan pada kasih karunia, seketikaitu pula kasih karunia bukan kasih karunia lagi. Kasih karuni adalah sesuatu yang oleh definisi apapun tidak dapat diimbangi oleh apapun.
  • “Saya percaya kepada kasih karunia, tetapi bukan kasih karunia yagn murahan” Sanggahan saya : Ingatlah bahwa kasih karunia adalah apa yang sudah Bapa perbuat bagi kita di dalam Kristus. (dalam bahasa inggris disebut GRACE). Dalam bahas inggris, kata GRACE dapat disusun menjadi “God’s Riches AChrist’sExpense” (kekayaan Bapa melalui pengorbanan Kristus). Kasih karunia bukan sesuatu yang murahan.  Yesus sudah membayar harga mahal di kayu salib agar kita mengalami perkenan Bapa di surga. Kasih karunia itu diberikan secara cuma-cuma kepada kita, tetapu kasih karunia bukan sesuatu yang murah bagi Bapa atau bagi Anak-Nya.
  • “Saya percaya kepada kasih karunia, tetap saya juga percaya kepada kekudusan” Sanggahan saya : Pernyataan itu memberi kesan bahwa kasih karunia berlawanan dengan kekudusan. Di manapun dalam perjanjian baru tidak diajarkan bahwa kasih karunia menoleransi dosa. Kebalikannya bahwa kasih karunia adalah satu-satunya hal yang dapat mengeluarkan ktia dari dosa (Titus 2:11,12 Roma 6:14)
  • “saya percaya kepada kasih karunia, tetapi saya juga percaya bahwa kita harus melakukan bagian kita” Sanggahan saya : ini benar. Tetapi apa yang menjadi bagian kita??? Bagian kita : percaya bahwa Kristus sudah melakukan segalanya ! Percaya pada karya yang sudah selesai (Lihat Yohanes 6:29). Kristus sudah menggenapi semua hukum Taruat. Bagian Tuhan adalah kasih karunia dan bagian kita adalah iman percaya (Efesus 2:8).



About me
Pdt. Saul Siagian
  • Dilahirkan di Bandung tahun 1967
  • Menyelesaikan studi dari SD,SMP, SMA dan D3 Accounting di Bandung
  • Kemudian menyelesaikan S1 Ekonomi di Universitas Pattimura Ambon
  • Bekerja sebagai senior Auditor bidang Service dan Development di sebuah BUMN
  • Memperoleh sertifikasi sebagai Behaviour Analysis (CBA) Tahun 2010.
  • Menikah dengan Frimonna Saorta tahun 1995 di Bandung, dan saat ini telah dikarunia 3 anak
  • Ditahbiskan sebagai pendeta muda oleh Gereja Pantekosta di  SoE, NTT  tahun 1999, kemudian ditahbiskan sebagai pendeta oleh Sinode Gereja Kristen Kemah Daud tahun 2008 di Makassar.
  • Kembali ke Bandung dan menetap di Bandung sejak tahun 2008. Melayani sebagai Pendeta di GKKD Bandung Pusat dan God’s Beloved Community Bandung.

Sumber : http://saulsiagian.com/kasih-karunia/

No comments: