Faceblog Evolutions Faceblog Evolutions Faceblog Evolutions Faceblog Evolutions
1 2 3 4

Sunday, 6 October 2013

Transformasi, Kekayaan dan Kerajaan

Saya meyakini bahwa penguatan dan perluasan manifestasi pergerakan Kerajaan Allah yang akan terus terjadi didorong kuat oleh karena 2 hal yaitu invasi besar-besaran gereja di marketplace dan juga “fenomena” yang disebut Alkitab “barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir” (era transfer kekayaan ) yang akan memperlengkapi gereja dan gerakan Kerajaan Allah untuk menuntaskan misinya yang berbiaya untuk mengubah wajah dunia .

Tidak dapat disangkali bahwa gerakan Kerajaan Allah memerlukan sejumlah besar kekayaan dalam pelaksanaan mandat budaya “kuasai dan taklukkanlah” ; yang sering kita sebut dalam tataran teknis dengan istilah transformasi sosial. Kekayaan perlu berpindah dari sumber- sumber yang tidak punya hati, visi dan hidup bagi diri sendiri kepada komunitas Kerajaan Allah pelaksana mandat budaya yang melek visi dan misinya.

Masalah yang menonjol adalah kita tidak punya cukup dana untuk membuat perubahan dalam masyarakat; baik untuk pembiayaan semua “misi menjadikan bangsa-bangsa murid Kristus” maupun “misi mengurus bumi kita”. Maka gereja harus menguatkan dan mempertajam perannya di komunitas bisnis dan membantu komunitas ini untuk membangun usaha dan bisnis yang mampu “mewadahi barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir” ;  tentunya dalam konteks dan semangat Kingdom mindset.

Seperti kita ketahui sebagai pengetahuan umum bahwa sejarah bangsa-bangsa telah membuktikan mengenai 3 faktor yg paling berkuasa mengubah masyarakat yaitu: kekerasan, pengetahuan dan kekayaan. Tapi kenyataannya dibuktikan bukti bahwa yg terbesar adalah faktor kekayaan dengan dampak yang paling masif dan kuat daya ubahnya.

Beberapa tulisan akhir-akhir ini yang dikumpulkan dari para nabi yang integritasnya dan nubuatannya dihormati oleh Tubuh Kristus (termasuk diantaranya Chuck Pierce)  menyatakan bahwa: “Allah sangat ingin melepaskan kekayaan dalam jumlah yang besar untuk memajukan Kerajaan Allah.”

Allah dan RohNya adalah kaya. Kemiskinan bukan esensi dari diriNya seperti halnya kejahatan bukan bagian dari diriNya. Kalaupun Yesus menjadi miskin itu karena Dia telah  memutuskannya supaya kita diperkaya oleh berbagai kebajikan dan kelimpahan. Mencukupkan diri dalam segala hal dan tidak cinta uang bukan berarti kita harus membuat diri kita miskin. Yesus telah menanggung semua kutuk kemiskinan kita. Dia menjadi miskin karena kita supaya kita mengalami semua berkat dan kekayaan sorgawi dan bangsa-bangsa. Kalo “esensi keadaanNya” adalah “kaya” maka tentunya kita sebagai putraNya dan umat tebusanNya ber-esensi sama! Meskipun ada waktu- waktu dalam kehidupan kita yang kita lalui dalam kondisi berkekurangan namun itu tidak menunjukkan tentang esensi keberadaan kita. Di dalamnya ada misteri dari maksud-maksud Allah, seperti misalnya: Allah ingin  membangun dalam hidup kita kekuatan melalui jalan salib, menanam dalam diri kita kebijaksanaan (“aku tahu apa itu kelimpahan dan kekurangan”, kata Paulus), juga alasan bahwa Tuhan akan melakukan peragaan mujizat penyediaannya dalam hidup kita atau juga dalam rangka pembentukan mentalitas serta karakter kita .

Allah mau menempatkan kita di posisi sebagai penerima kekayaan untuk tujuan Kerajaan. Tentunya bagi orang-orang yang terikat oleh roh kemiskinan dan mentalitas yang salah tidak akan menjadi bagian dari janji dan pelaksana  tugas stewardship (pengelolaan) ini. Dia pemiliknya, kita pengelolanya. Dia ingin bekerjasama dengan umatNya yang murni dan telah mengalahkan kekuatan Mamon. Sudah waktunya masuk pada kualitas hidup dimana bukan lagi kita mengejar Mamon tetapi Mamon yang melayani kita demi maksud-maksud Kerajaan Allah.

3 Yoh 1:2 menyatakan : “Saudaraku yang kekasih, aku berdoa semoga engkau baik-baik (prosper=makmur=kaya) dan sehat-sehat saja, sama seperti jiwamu baik-baik saja.”  Kata “prosper” dalam segala sesuatu menunjukkan adanya bentuk-bentuk kekayaan selain hal-hal rohani.

Pergerakan transformasi sosial di seluruh dunia sekarang ini telah terbukti memberi pukulan telak kepada roh kemiskinan . Yesus berkata, “Roh Tuhan ada padaKu oleh sebab Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin (luk 4:18). Injil adalah kabar baik. Tetapi apa kabar yang terbaik bagi anda jika anda hidup jauh dibawah garis kemiskinan?  Tentunya jika anda tidak akan menjadi miskin lagi!

Gerakan transformasi sosial di seluruh dunia akhir-akhir ini telah meluaskan nilai-nilai dan gaya hidup Kerajaan Allah yang menembus seluruh lapisan masyarakat, kota, suku, dan bangsa-bangsa. Ungkapan doa Bapa kami “datanglah KerajaanMu” sungguh-sungguh memasuki penggenapannya yang utuh. Dan ungkapan berikutnya: “jadilah kehendakMu di bumi seperti disurga” memastikan kepada kita bahwa batas penuntasan mandat Kerajaan adalah digenapinya kehendak Allah di muka bumi yaitu dikembalikannya bumi seperti pada awal Tuhan menciptakannya (apokathistemi). Di surga sendiri tidak ada antrian pembagian makanan karena kelaparan, banyaknya pramuwisma atau terlantarnya orang dalam keadaan sakit tanpa pertolongan karena tidak memiliki kartu asuransi kesehatan gratis . Tidak ada pemandangan seperti itu terlihat disana.
Gereja Tuhan hari-hari ini memerlukan rasul-rasul yang telah dibebaskan dari roh kemiskinan untuk beroperasi dengan penuh kekuatan di market place yang  menjadi fronliner dalam aksi “mengarahkan aliran kekayaan bangsa-bangsa” untuk masuk dalam pundi-pundi gereja yang mengubah dunia!

No comments: